Menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Hasbullah Thabrany, penularan virus COVID-19 terjadi antar insan dalam jarak dekat, tidak lewat mediator menyerupai flu burung. Sehingga penyelesaian terbaik yaitu bikin jarak atau kontak antar insan sedikit mungkin.
"Mudik mempunyai potensi bikin kerumunan, baik di saat perjalanan maupun di kampung halaman. Apalagi, jika berkumpul itu sifat insan kerap lupa mempertahankan jarak atau menerapkan protokol kesehatan. Ini jika tidak dikendalikan akan memunculkan masalah baru," ungkapnya dalam keterangan tertulisThabrany, Kamis (15/4/2021).
Baca Juga : Sedot Wc Lokasi Makassar Sangat Murah
Dia menuturkan di sekarang ini dengan teknologi, silaturahmi dapat dijalankan dengan telepon atau video call kapan saja. Menurutnya, soal pikiran balik kampung dapat menggerakkan ekonomi tempat di saat pandemi di saat ini, banyak hal lain yang bisa dijalankan selain mudik.
"Misalkan, biaya balik kampung yang nilainya tak sedikit dapat dialihkan untuk investasi di darah. Menurutnya, biaya balik kampung sekeluarga itu tidak murah, bahkan mungkin dapat untuk berbelanja sebidang tanah di daerah," tuturnya.
Lagi pula, kata dia, di sekarang ini amat mudah mengirim duit untuk keluarga atau sanak kerabat di tempat lewat layanan perbankan. Uangnya tetap dapat dibelanjakan di kampung halaman dan roda perekonomian di tempat tetap berlangsung tanpa mesti mudik. Atau bisa juga biaya balik kampung dialihkan untuk menolong yayasan yatim piatu atau forum pendidikan.
"Jadi biaya balik kampung dapat digunakan hal yang lebih produktif," katanya.
Baca Juga : Sedot septitenk medan kota
Sebaliknya, jika timbul lonjakan masalah gres sebab memaksakan balik kampung justru akan memunculkan pemerintah mau tidak mau akan mengerjakan pengetatan lagi yang memunculkan juga orang kian tidak bergerak ekonomi juga tak bergerak. Sehingga jangka panjangnya, jika tidak tidak boleh balik kampung justru pengaruh kemajuan ekonomi akan lebih besar.
"Karena lonjakan masalah gres akan memunculkan reaksi cemas baru. Ekonomi melambat juga," pungkasnya.