DomaiNesia

Wednesday, August 18, 2021

Bp2mi Lepas 271 Kandidat Pmi Perawat & Pengasuh Ke Jepang

BP2MI
Foto: BP2MI

Jakarta -

Pemerintah Jepang memamerkan kuota 70 ribu orang untuk pekerja migran Indonesia (PMI). Dalam rangka menyanggupi kuota, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) sudah melepas 271 kandidat PMI angkatan XIV ke Jepang, Selasa (17/8). Pelepasan ini menjadi sinyalemen datangnya negara di tengah kesusahan ekonomi di saat pandemi.

Meski demikian, BP2MI mengaku masih belum sanggup menyanggupi kuota tersebut. Bahkan, jumlah kandidat pekerja sampai sekarang masih di bawah angka lima ribuan.

"Ini merupakan angkatan ke-14 untuk nurse (perawat) dan careworker (pekerja pengasuh). Ini bukti di tengah kala pandemi COVID-19 sebagian negara menutup masuknya warga negara asing, pekerja kita tidak (bisa) masuk, namun Jepang masih membuka (kesempatan bekerja)," kata Ketua BP2MI Benny Ramdhani dalam keterangan tertulis, Rabu (18/8/2021).

Lebih lanjut Benny menyampaikan keberangkatan PMI juga selaku wujud upaya pemerintah memperhatikan para pekerja produktif yang ingin melakukan pekerjaan di luar negeri. Untuk itu, pihaknya memutuskan tak mengakibatkan pandemi selaku penghambat.

Dalam rangka mengembangkan jumlah PMI, pemerintah juga memamerkan training bagi penduduk yang hendak berjalan selama setengah tahun. Dengan demikian, mereka sanggup lebih siap untuk melakukan pekerjaan di luar negeri.

"Mereka diberikan pelatihan, keterampilan, mereka jadinya memiliki kesanggupan berbahasa, memiliki kompetensi, dan pekerja inilah yang kita siapkan untuk melakukan pekerjaan di luar negeri," katanya.

Soal pelatihan, Benny menyebut rangkaian training penting dijalankan mudah-mudahan PMI tidak dianggap enteng dan mendapat upah yang sesuai.

"Mereka tidak akan tiba minder, menilai dirinya selaku pengemis pekerjaan. Tapi, mereka memiliki kemampuan yang pantas diberikan penghargaan untuk perusahaan, untuk majikan di mana mereka bekerja, dan mendapat honor yang layak," paparnya.

Tak cuma itu, BP2MI juga memutuskan seluruh PMI terbebas dari COVID-19. Pihaknya pun terus menerapkan protokol kesehatan ketat mulai dari training sampai mereka diberangkatkan ke Jepang.

Sebelum keberangkatan, Benny pun berpesan mudah-mudahan seluruh kandidat PMI menggunakan peluang melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Tak lupa, dirinya meminta kandidat PMI mempertahankan diri dan melapor ke call center atau kedutaan jikalau mendapat perlakuan yang tidak menggembirakan selama bekerja.

"Kita punya keahlian, keterampilan, sehingga kita pantas bekerja, dan mendapat apresiasi dari mereka," paparnya.

"Pemerintah akan melindungi kalian, kalau ada dilema tinggal lapor," imbuhnya.

Bagi penduduk yang ingin melakukan pekerjaan di Jepang, Benny menyodorkan mudah-mudahan mereka sanggup mendaftar lewat BP2MI dan tidak mengambil jalur ilegal. Pasalnya, pihaknya tidak akan memamerkan training dan jaminan kerja bagi mereka yang mendaftar lewat jalur ilegal.

Ia juga menyodorkan mudah-mudahan penduduk untuk tidak takut melakukan pekerjaan di Jepang. Mengingat BP2MI menjamin tidak ada kekerasan jikalau menggunakan jalur resmi. Terlebih jaminan tersebut merupakan hukum terikat antara pemerintah dengan Jepang terkait PMI.

Menurut Benny, melakukan pekerjaan di Jepang juga sungguh menguntungkan. PMI sanggup menemukan upah sekitar Rp 22 juta sampai Rp 30 juta dalam sebulan jikalau mendapat bonus. Angka ini pastinya sanggup mengembangkan kemakmuran ekonomi.

Di momen kemerdekaan RI ke-76 tahun ini, BP2MI menyiratkan kemerdekaan untuk melakukan pekerjaan secara profesional dan tidak dieksploitasi, serta tanpa aniaya dan pelecehan seksual. Usai pengantaran PMI di Sumatera Barat (13/8), BP2MI juga akan mendorong dan mengembangkan mutu para kandidat PMI, serta jaminan santunan keamanan bagi PMI.

No comments:

Post a Comment

Pan: Interpelasi Anies Soal Formula E Kurang Tepat

Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi PAN, Zita Anjani. (Foto: Dok. Pribadi) Jakarta - Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP dan PSI hendak merekomenda...