DomaiNesia

Thursday, August 19, 2021

Profil Zarifa Ghafari, Walkot Wanita Yang Pasrah Jika Dibunuh Taliban

Profil Zarifa Ghafari, Walkot Wanita yang Pasrah Jika Dibunuh Taliban
Profil Zarifa Ghafari, Walkot Afghanistan yang Pasrah Jika Dibunuh Taliban (Foto: Associated Press)

Jakarta -

Zarifa Ghafari dipahami merupakan wali kota perempuan pertama di Afghanistan. Sosoknya jadi sorotan karena turut bersuara usai Taliban resmi menduduki ibu kota Kabul dan menguasai Afghanistan.

Kekhawatiran tersebut semakin memiliki efek karena di masa lalu Taliban mengecam keleluasaan para perempuan di Afghanistan. Bahkan Zarifa Ghafari sekarang mengaku pasrah jikalau suatu di saat Taliban tiba ke rumahnya dan membunuhnya.

Lantas siapa sosok Zarifa Ghafari, detikcom merangkumkan informasinya berikut ini.

Sosok Zarifa Ghafari dan Awal Mula Menjabat Wali Kota

Seperti dilansir New York Times, Rabu (18/8/2021) Zarifa Ghafari merupakan putri pasangan guru dan seorang pasukan khusus Afghanistan. Ghafari merupakan lulusan sarjana ekonomi di India.

Selain kuliah, Ghafari juga merupakan wirausaha, ia sempat memiliki suatu stasiun radio terkenal yang ditujukan untuk perempuan di Wardak.

Saat berlibur ke rumahnya, keluarga Ghafari memintanya untuk mengikuti cobaan pegawai negeri. Saat itu, Presiden Ashraf Ghani menggelar perekrutan berbasis prestasi untuk pegawai negeri.

Saat kembali ke India untuk melanjutkan pendidikan master, Ghafari ditelpon seorang temannya. Saat itu disebutkan Presiden Ashraf Ghani menunjukkan di Facebook bahwa Ghafari sudah ditunjuk selaku walikota Maidan Shar.

"Saya tidak percaya saya bisa menemukan pekerjaan ini, alasannya merupakan saya orang yang tak punya kekuatan politik atau harta," katanya. "Tetapi di saat saya melakukannya, saya tahu saya ingin berada di sini dan menjajal merubah masyarakat."

Saat mengungguli dingklik wali kota Maidan Shahr pada 2018 lalu, beliau masih lajang. Sosoknya disorot karena menjadi perempuan pertama dan perempuan termuda dalam sejarah yang memegang jabatan selaku wali kota di Afghanistan.

Kala pertama kali menjabat, Zarifa Ghafari masih sungguh muda, yaitu berusia 26 tahun. Zharifa menjabat selaku wali kota pada Maret 2018 kemudian di kota berpenduduk 35.000 orang di Provinsi Wardak, Afghanistan.

Saat itu, dirinya memasang spanduk dengan nama dan foto dirinya mengenakan kerudung merah dengan slogan kampanye anti-sampahnya "Mari kita jaga kota kita bersih."

Zarifa Ghafari berada di di garis depan usaha untuk hak-hak perempuan di Afghanistan.

"Tugas saya merupakan menghasilkan orang percaya pada hak-hak perempuan dan kekuatan perempuan," tulisnya di Twitter.

Zarifa Ghafari tinggal di suatu rumah di Kabul, ibu kota Afghanistan. Karena pekerjaannya, beliau mesti bolak-balik ke Maidan Shar saban hari alasannya merupakan argumentasi keamanan.

Penolakan Terhadap Zarifa Ghafari

Ghafari sesungguhnya diangkat pada animo panas 2018 oleh presiden Afghanistan, Ashraf Ghani. Namun di saat gres melakukan pekerjaan pada Juli 2018, banyak orang memprotes dirinya di kantor Wali Kota sambil menenteng tongkat dan batu. Wali kota tersebut bahkan mesti dikawal keluar oleh tubuh intelijen Afghanistan dan Direktorat Keamanan Nasional.

"Itu merupakan hari terburuk dalam hidupku," katanya.

"Jangan kembali," cemooh pengunjuk rasa di saat beliau pergi. Sebagian dari hadirin rasa disebut merupakan penunjang Gubernur Wardak, Mohammad Arif Shah Jahan, yang dituduh mendalangi protes alasannya merupakan beliau menentang penunjukan seorang perempuan selaku pemimpin.

Karena ditentang, Zarifa Ghafari tak patah semangat. Ia pribadi pergi ke istana presiden di Kabul dan menyampaikan terhadap para pejabat di sana bahwa beliau tidak akan mengalah begitu saja.

"Saya menyampaikan terhadap mereka bahwa saya akan menuntut hak saya untuk menjabat, bahkan jikalau saya mesti mengkremasi diri di depan istana," katanya. "Itu bukan bahaya kosong."

Butuh waktu sembilan bulan untuk meyakinkan publik soal kemampuannya. Dia mulai mengadakan konferensi 20 pejabat kota, seluruhnya lelaki meski tak berlangsung mulus.

Saat itu, beberapa pejabat tiba terlambat. Banyak yang menolak mengangkat telepon Zarifa Ghafari. Beberapa berkata-kata tetapi mengabaikan Ghafari sampai alhasil beliau berteriak terhadap para pejabat di sana. "Ini konferensi formal," katanya. "Jika seseorang merasa ada duduk kasus pribadi, beliau bisa pergi," lanjutnya.

Setelah itu, para pejabat kembali duduk menyimak selama beberapa menit. "Kembalilah melakukan pekerjaan dan laksanakan pekerjaan Anda," katanya sambil menangguhkan pertemuan. Tawa keras pun terdengar dari ruangan sehabis Ghafari pergi.

Setelah berupaya keras, kegigihan Ghafari mulai menghasilkan banyak pihak menghormatinya. Meski masih ada juga yang sering menghinanya.

"Kadang-kadang sepertinya siapa saja cuma menentang wanita, dan di saat seorang perempuan aktif di masyarakat, mereka sanggup mencap Anda selaku perempuan yang tidak bermoral," katanya.

Prestasi yang beliau raih menjadikannya menemukan pinjaman lebih banyak. Saat itu beliau sukses mengawali kembali proyek jalan yang sempat tertunda selama 12 tahun lamanya.

"Beri beliau pujian," ujar salah satu lelaki yang datang dalam konferensi di Kantor Gubernur. "Proyek itu tidak boleh selama 12 tahun, dan beliau di sini selama sebulan dan dimulai kembali. Dia mungkin seorang wanita, namun beliau kuat."

Lihat juga Video: wapres Afghanistan Amrullah Saleh Umumkan Kaprikornus Presiden Sementara

[Gambas:Video 20detik]



Zarifa Ghafari Diancam Taliban dan ISIS

Zarifa Ghafari mengaku sempat menemukan bahaya pembunuhan dari Taliban dan ISIS sehabis menjabat selaku wali kota. "Saya tahu saya akan dibunuh, tetapi bukan mereka yang saya takuti," katanya.

Usai Taliban kembali menguasai Afghanistan, kegalauan kembali hadir di hatinya. Zarifa Ghafari mengaku di sekarang ini cuma menanti kedatangan Taliban ke rumahnya untuk membunuhnya. Dia mengatakan, tak ada dukungan yang tiba kepadanya atau keluarganya.

"Saya duduk di sini menanti mereka untuk datang. Tidak ada seorang pun yang tiba menolong saya atau keluarga saya. Saya cuma duduk bareng keluarga saya dan suami saya. Dan mereka akan tiba ke orang-orang menyerupai saya dan membunuh saya," tuturnya, menyerupai dilansir The Sun, Rabu (18/8/2021).

Zarifa Ghafari mengungkapkan tidak dapat pergi dari Afghanistan dan meninggalkan keluarganya. Lagipula, beliau juga mengaku tidak tahu akan pergi ke mana.

"Saya tidak dapat meninggalkan keluarga saya. Dan lagipula, ke mana saya akan pergi?" ujar Zarifa Ghafari.

No comments:

Post a Comment

Pan: Interpelasi Anies Soal Formula E Kurang Tepat

Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi PAN, Zita Anjani. (Foto: Dok. Pribadi) Jakarta - Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP dan PSI hendak merekomenda...